Pemilu adalah mekanisme demokratis untuk menjawab masalah-masalah yang dirasakan paling mendesak oleh pemilih dalam lima tahun ke depan oleh pemenang pemilu lewat serangkaian kebijakan-kebijakan publik yang terkait dengan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu bila calon presiden tidak menyentuh isu-isu mendesak tersebut sebagaimana dirasakan oleh pemilih maka calon tersebut tersesat, dan pemilu tidak berguna.
Untuk mengetahui apa kata pemilih tentang isu-isu paling mendesak untuk diatasi pemerintah dalam 5 tahun ke depan menjadi penting, bukan saja untuk memenuhi kriteria responsiveness elite pada massa, tapi juga untuk menarik massa pemilih itu sendiri.Karena itu pula positioning isu dan positioning citra capres bagi setiap calon presiden menjadi sangat krusial.
Bagaimana pemilih memposisikan citra yang seharusnya atau kriteria yang harus dimiliki oleh masing-masing pasangan caprescawapres?
Seberapa dekat positioning isu dan posisitiong citra capres dimiliki atau diangkat oleh masing-masing tim sukses capres?
Seberapa kuat positioning citra oleh JK-Win sebagai “pasangan
Nusantara” atau “Lebiih Cepat Lebih Baik” di mata pemilih? Atau
citra terselubung bahwa pasangan JK-Win sebagai pasangan yang
lebih mewakili umat Islam?
Bagaimana dengan citra “lebih berani, lebih tegas untuk kemandirian bangsa.”
Di mata pemilih pasangan capres mana yang kuat positioning citranya?
Kemudian apa kaitan posisitioning citra ini dengan peluang memenangkan pemilu? Untuk sementara siapa yang punya peluang paling kuat untuk menang?
Download RILIS SURVEI LSI:
Comentários