top of page
Gambar penulisYudha Sugiarto

Partai Politik di Mata Publik


Laporan Rilis Survei "Partai Politik di Mata Publik".



Jakarta, 25 Januari 2015 – Bertempat di kantor LSI, Menteng, Jakarta, LSI (Lembaga Survei Indonesia) menggelar presentasi hasil survei opini publik dengan tema ”Partai Politik di Mata Publik: Survei Evaluasi Kinerja dan Regenerasi Politik” waktu survei dilakukan pada 10-18 Januari 2015.


Beberapa temuan dan kesimpulan dari hasil survei ini sbb:

Saat ini, fungsi partai sebagai saluran aspirasi publik dinilai negatif. Partai politik dinilai lebih banyak memperjuangkan kepentingan sendiri untuk mendapat jabatan atau kekuasaan ketimbang memperjuangkan kepentingan rakyat.


Publik juga kurang yakin dalam melihat apakah partai politik yang ada saat ini sudah cukup banyak menghasilkan kader-kader muda yang berkualitas atau tidak. Padahal mayoritas publik menganggap bahwa kader-kader muda akan lebih sesuai dengan tuntutan dan perkembangan bangsa kita.

Begitu juga tokoh muda sebagai pemimpin partai, sebagian besar publik menilai pemimpin muda akan lebih baik ketimbang yang tua.


Akan tetapi ada hubungan antara dukungan kepada pemimpin tua dengan stok tokoh muda berkualitas. Jika kaderisasi tokoh-tokoh muda bisa berjalan baik, dukungan terhadap pemimpin muda juga akan meningkat.

Jika publik bisa turut menentukan siapa tokoh yang paling tepat untuk memimpin suatu partai politik, dorongan untuk bisa memunculkan tokoh-tokoh berkualitas menjadi semakin kuat, sehingga fungsi kaderisasi bisa semakin lancar.


Bukan hanya itu, tokoh-tokoh tersebut kemudian akan memiliki kesempatan untuk terekspose sesering mungkin kepada publik sehingga memiliki profil yang positif. Ini sangat penting, karena tokoh-tokoh ini kemudian akan menjadi daya tarik politik untuk meningkatkan dukungan partai.

Secara garis besar, kinerja tokoh partai di tingkat nasional merupakan magnet bagi dimensi rasional pemilih untuk memberikan dukungan atau tidak. Dan pada saat yang bersamaan juga membangun ikatan yang kuat antara pemilih dengan partai sehingga dukungan bisa semakin stabil.


Jika publik juga bisa menyuarakan, apakah Ketua-Ketua Umum beberapa partai tersebut sebaiknya kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum partainya masing-masing atau tidak, dukungan terbesar kepada Prabowo, 67%. Kemudian Hatta Rajasa 61%, dan SBY 52%. Sementara Aburizal Bakrie 45% dan Megawati 37%. Menurut publik, Megawati bahkan sebaiknya tidak lagi mencalonkan sebagai Ketua Umum PDIP, 51%, lebih besar ketimbang dukungannya. Penilaian publik agar tidak lagi mencalon sebagai Ketua Umum kepada Aburizal Bakrie dan SBY juga sangat besar, masing-masing 41% dan 38%.


Survei ini dilakukan dengan metodologi stratified random sampling terhadap WNI berusia 17 tahun ke atas sebanyak 1.200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tingkat MoE (margin of error) di 2.9% dengan tingkat kepercayaan 95%.


Untuk membaca laporan lengkap hasil survei ini, silahkan unduh laporan lengkapnya:




1.380 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page